Menginterpretasi Isi Teks Cerpen




Arti kata interpretasi menurut KBBI adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu. Tafsiran atau Interpretasi karya sastra tidak sekadar menafsirkan permukaan karya sastra saja tapi sampai pada kedalaman makna karya sastra tersebut. Untuk itu apabila akan menafsirkan karya sastra harus memiliki wawasan bahasa, sastra, dan budaya yang luas dan mendalam. Pencapaian interpretasi yang optimal bergantung pada kecermatan dan ketajaman penafsir. Karena bahasa merupakan media tanpa batas, maka setiap pembaca akan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap karya sastra. Sebagian besar teks sastra bersifat simbolik. Teks cerpen merupakan salah satu teks sastra. Teks cerpen yang bersifat simbolik tidak menyajikan makna melainkan menyajikan fenomena. Untuk itu pembaca diharapkan mampu masuk ke dalam fenomena dalam cerpen yang dibaca. Untuk dapat menyelami fenomena, teks cerpen harus dibaca dengan hati-hati dan terus menerus.

Sedangkan Cerita pendek merupakan hasil karya kreatif manusia tentang kehidupannya sebagai objek dan menggunakan media bahasa. Cerpen bukan hanya merupakan media penyampaian ide, teori atau sistem berpikir, tetapi juga merupakan media untuk menampung ide, teori atau sistem berpikir manusia. Cerpen sebagai suatu karya sastra mencoba memberikan pemahaman dan kesadaran tentang situasi dan masalah-masalah yang dihadapi manusia. Sebagai suatu karya sastra, cerpen juga memberikan hiburan dengan nilai estetik dengan rasa dan nilai kemanusiaan. Cerpen bermaksud menggugah kepedulian pembaca atas kehidupan ini.

Menginterpretasi makna sebuah cerita pendek berarti mencari nilai-nilai kehidupan yang disampaikan penulisnya. Cerpen diciptakan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Seorang sastrawan sanggup menemukan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang akan diangkat menjadi tema dalam karyanya sehingga akan tercipta kreativitas karya yang bermutu. Berangkat dari sebuah asumsi bahwa kehidupan sosial menjadi pemicu lahirnya sebuah karya maka sebuah cerpen diciptakan pengarang untuk merefleksikan kehidupan sosial dalam karyanya. Dalam menciptakan karyanya sastrawan tidak bisa terlepas dari masyarakatnya. Dengan melihat kenyataan yang dilihatnya, sastrawan memberikan fakta kepada pembaca. Pembaca memiliki hak untuk memberikan penilaian tanpa merasa didikte. Oleh karena itu, untuk dapat menginterpretasi sebuah teks cerpen pembaca sebaiknya mengetahui latar belakang pengarangnya sehingga dapat menafsirkan makna cerpen yang ditulisnya.

Interpretasi teks cerpen dapat dilakukan dengan cara:
1) menemukan data-data yang diperoleh tentang tokoh cerita,
2) menemukan kaitan fakta dengan cerita,
3) karakteristik tokoh,
4) kaitan keberhasilan tokoh dengan fakta kehidupan,
5) menemukan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan.

Adapun nilai-nilai yang biasa terkandung dalam cerita pendek adalah sebagai berikut:
a. nilai sosial, yaitu tentang hubungan masyarakat,
b. nilai agama, yaitu tentang perilaku/refleksi kebenaran aturan-aturan Tuhan,
c. nilai budaya, yaitu tentang kebiasaan, karya cipta manusia, dan adab-adab tradisional,
d. nilai moral, yaitu tentang baik buruknya perilaku dasar manusia.

Perhatikanlah Penggalan cerpen "Banun", karya Damhuri Muhammad berikut!
Sejak itulah Banun menyingkapkan rahasia hidupnya pada anak-anaknya, termasuk pada Rimah, anak bungsunya itu. Ia menjelaskan kata ”tani” sebagai penyempitan dari ”tahani”, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa orang kini berarti: ”menahan diri”. Menahan diri untuk tidak membeli segala sesuatu yang dapat diperoleh dengan cara bercocok tanam. Sebutlah misalnya, sayur-mayur, cabai, bawang, seledri, kunyit, lengkuas, jahe. Di sepanjang riwayatnya dalam menyelenggarakan hidup, orang tani hanya akan membeli garam. Minyak goreng sekalipun, sedapat-dapatnya dibikin sendiri. Begitu ajaran mendiang suami Banun, yang meninggalkan perempuan itu ketika anak-anaknya belum bisa mengelap ingus sendiri. Semakin banyak yang dapat ”ditahani” Banun, semakin kokoh ia berdiri sebagai orang tani.

Mari kita Interpretasi cerpen diatas sebagai berikut.
- Siapakah tokoh pada cerita tersebut? Banun
- Bagaimana karakteristik tokoh tersebut? Seorang perempuan yang tangguh karena mampu kokoh berdiri sebagai seorang tani sepeninggal suaminya.
- Apakah nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya? Menahan diri untuk tidak membeli segala sesuatu yang dapat diperoleh dengan bercocok tanam.

Interpretasi teks cerpen dapat melalui penelaahan unsur intrinsik atau ekstrinsiknya.
Melalui telaah unsur intrinsik dan ekstrinsik kita bisa melakukan interpretasi. Kedua unsur itu adalah sebagai berikut.
1. Tema
Tema teks cerpen adalah hal yang dibahas dalam cerpen tersebut. Hal ini dapat diketahui dari apa yang jadi konflik antartokoh, apa yang menjadi perasaan, pikiran, keinginan para tokoh.
2. Amanat
Amanat adalah pesan berharga yang ada dalam teks cerpen. Amanat selalu berkaitan dengan tema.
3. Alur
Alur adalah jalan cerita yang dipakai penulis dalam menceritakan kisahnya.
4. Penokohan
Penokohan adalah cara penulis menggambarkan karakter tokoh-tokohnya.
5. Latar
Latar meliputi tempat, waktu, dan suasana peristiwa yang terjadi atau yang diceritakan.
6. Latar belakang sosial budaya
Latar belakang sosial budaya termasuk unsur ekstrinsik yang mempengaruhi disaat lahirnya teks cerpen tersebut. Bisa saja, pada kurun waktu tertentu banyak cerpen yang bertema tentang penderitaan rakyat akibat kenaikan BBM karena pada saat itu keadaan sosial budaya masyarakat pada kenyataannya sedang dirundung malang akibat kenaikan BBM.

Tahapan yang dapat dilakukan untuk interpretasi isi teks adalah sebagai berikut.
1. Membuat pertanyaan-pertanyaan atas teks tersebut.
Misalnya:
a. Mengapa judul yang diambil penulis itu?
b. Kenapa tokoh A demikian?
c. Kenapa latarnya demikian?
2. Memproduksi pesan yang didapatkan.
Jawaban-jawaban atas pertanyaan tadi akan bisa disusun untuk mendapatkan pesan yang utuh dari teks cerpen yang sedang kita interpretasikan. [End]

Sekian postingan saya kali ini, semoga bermanfaat !
Share and Comment !

0 komentar:

Posting Komentar