1. Liberalisme
Suatu paham kebebasan, yang mengharapkan kemajuan diberbagai bidang atas dasar kebebasan individu yang dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya. Tokoh pemikirnya Voltaire, JJ Rosseau, Montesqieu, John Locke. Contoh negara penganut paham ini adalah AS, Inggris dan Perancis.
2. Sosialisme
Suatu paham yang bertujuan ingin membentuk masyarakat tanpa kelas.
Ada 3 macam bentuk sosialisme yaitu
a. Sosialisme Utopia
- yaitu suatu cita-cita yang berusaha menciptakan suatu bentuk masyarakat yang dapat mencukupi kebutuhan masyarakat sendiri. Hal ini disebabkan oleh adanya kesenjangan ekonomi dan sosial antara si kaya dan miskin. Tokohnya Thomas More.
b. Sosialisme agama
- Suatu paham berdasarkan agama (Kristen) yang memperbaiki masyarakat melalui ajaran para nabi.
c. Sosialisme Ilmiah/modern
- Suatu paham yang dikembangkan berdasarkan Ilmu pengetahuan modern dan penyelidikan terhadap masyarakat.Tokohnya Karl Mark dan Frederick Engels.
3. Pan Islamisme
Suatu paham yang ingin menyatukan umat Islam diseluruh dunia. Tokohnya Jamaludin Al Afgani dan Attahtawy.
4. Demokrasi
Adalah pemerintahan rakyat yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tokohnya Thomas Jefferson, John Locke dan JJ Rosseau.
5. Nasionalisme
Yaitu perasaan cinta terhadap bangsa dan negara yang ditimbulkan oleh persamaan sejarah, agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal sebagai milik bersama. Tokohnya Wodrow Wilson.
B. Kesadaran nasional di Asia dan Afrika
Negara-negara di Asia dan Afrika sebagian besar menjadi daerah jajahan Eropa. Hal ini menyebabkan munculnya keinginan dari belenggu penjajahan dan menuntut hak mereka sebagai suatu bangsa.
Di bawah ini adalah contoh kesadaran nasional di Asia Afrika.
a. Nasionalisme Turki dengan tokohnya Mustafa Kemal Pasha
a. Nasionalisme Turki dengan tokohnya Mustafa Kemal Pasha
b. Pemberontakan Boxer di Cina melawan kesewenang-wenangan bangsa Barat
c. Rovolusi Cina 1911 dan membentuk Partai Kuo Min Tang dengan ajarannya San Min Chu I yang terdiri dari Demokrasi, Nasionalisme dan Sosialisme.
d. Pemberontakan rakyat Filipina terhadap Spanyol dibuktikan dengan adanya pemberontakan Katipunan dan Hukbalahap.
e. Kebangkitan nasional India dengan tokohnya Mahatma Gandhi melalui ajarannya Ahimsa, hartal, swadesi dan satyagraha. Sebelumnya juga diawali dengan adanya peristiwa Amritsar Massacre dan Indian Mutiny. Di India juga muncul berbagai organisasi seperti Brahma Samadz, Rama Krisna, Santiniketan, Liga Muslim dan All Indian National Congress (AINC).
Kesadaran Nasional dari negara-negara Asia dan Afrika yang lebih dulu muncul memberikan dorongan yang kuat terhadap bangsa Indonesia untuk melakukan pergerakan nasional melawan penjajah.
Muncul dan berkembangnya berbagai macam paham baru di dunia, seperti liberalisme, sosialisme, pan-islamisme, demokrasi, dan nasionalisme, secara langsung maupun tidak langsung, menginspirasi banyak negara, khususnya di Asia dan Afrika. Kedua benua ini merupakan wilayah yang banyak dijajah oleh bangsa Eropa. Munculnya paham tersebut mendorong lahirnya ideologi nasionalis di Asia dan Afrika.
1. Nasionalisme Jepang
Pada masa pemerintahan Shogun, Jepang menjalankan politik isolasi, yaitu politik memisahkan diri dari pihak lain. Politik ini berakhir setelah Comodore Matthew Calbraith Pery dari Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil membuka paksa dan mengadakan perjanjian Shimoda pada tanggal 30 Maret 1854 dengan Shogun. Hasil perjanjian ini menyebabkan dibukanya pelabuhan-pelabuhan seperti Yokohama, Nagasaki, Kobe, Tokyo, Osaka, dan Wigata. Pembukaan pelabuhan memungkinkan kapal-kapal asing masuk ke Jepang dan melakukan berbagai aktivitas, misalnya perdagangan.
Pada tanggal 8 November 1867, terjadi penyerahan kekuasaan dari Shogun kepada Kaisar Mutsuhito atau Meiji Tenno yang masih berusia 14 tahun. Pada masa pemerintahan inilah Jepang banyak melakukan perubahan, yaitu sebagai berikut:
a) Memindahkan ibukota dari Kyoto ke Edo (Tokyo)
b) Shintoisme diresmikan menjadi agama negara dengan lagu kebangsaan Kimigayo.
c) Menetapkan Charter Oath (Sumpah Setia) yang berisi 4 asas, yaitu musyawarah, persatuan, keadilan, dan pendidikan.
d) Mengadakan Restorasi Meiji, yaitu pembaruan di segala bidang kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa Barat. Restorasi ini meliputi bidang pendidikan, ekonomi, dan kemiliteran.
1. Nasionalisme Jepang
Pada masa pemerintahan Shogun, Jepang menjalankan politik isolasi, yaitu politik memisahkan diri dari pihak lain. Politik ini berakhir setelah Comodore Matthew Calbraith Pery dari Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil membuka paksa dan mengadakan perjanjian Shimoda pada tanggal 30 Maret 1854 dengan Shogun. Hasil perjanjian ini menyebabkan dibukanya pelabuhan-pelabuhan seperti Yokohama, Nagasaki, Kobe, Tokyo, Osaka, dan Wigata. Pembukaan pelabuhan memungkinkan kapal-kapal asing masuk ke Jepang dan melakukan berbagai aktivitas, misalnya perdagangan.
Pada tanggal 8 November 1867, terjadi penyerahan kekuasaan dari Shogun kepada Kaisar Mutsuhito atau Meiji Tenno yang masih berusia 14 tahun. Pada masa pemerintahan inilah Jepang banyak melakukan perubahan, yaitu sebagai berikut:
a) Memindahkan ibukota dari Kyoto ke Edo (Tokyo)
b) Shintoisme diresmikan menjadi agama negara dengan lagu kebangsaan Kimigayo.
c) Menetapkan Charter Oath (Sumpah Setia) yang berisi 4 asas, yaitu musyawarah, persatuan, keadilan, dan pendidikan.
d) Mengadakan Restorasi Meiji, yaitu pembaruan di segala bidang kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa Barat. Restorasi ini meliputi bidang pendidikan, ekonomi, dan kemiliteran.
Berbagai perubahan tersebut membawa efek positif yaitu meningkatnya taraf kehidupan masyarakat sehingga sama dengan negara besar lainnya seperti Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan Rusia. Namun, perubahan ini membawa dampak negatif, yaitu Jepang menjadi negara imperialis. Hal ini terbukti dengan timbulnya beberapa kejadian, yaitu sebagai berikut.
1) Perang Jepang dan Cina (1894-1895).
2) Perang Jepang dan Rusia (1904-1905). Perang ini dimenangkan oleh Jepang. Peristiwa kemenangan Jepang atas Rusia memberikan dampak positif terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia. Kemenangan ini mengangkat rasa percaya diri bangsa Asia, karena bangsa Asia ternyata juga mampu mengalahkan Eropa dan sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme.
3) Pembentukan Asia Timur Raya.
1) Perang Jepang dan Cina (1894-1895).
2) Perang Jepang dan Rusia (1904-1905). Perang ini dimenangkan oleh Jepang. Peristiwa kemenangan Jepang atas Rusia memberikan dampak positif terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia. Kemenangan ini mengangkat rasa percaya diri bangsa Asia, karena bangsa Asia ternyata juga mampu mengalahkan Eropa dan sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme.
3) Pembentukan Asia Timur Raya.
2. Nasionalisme India
Pergerakan nasionalisme India dimulai dengan adanya pemberontakan Sepoy. Gerakan ini bertujuan menentang kebijakan pemerintah kolonial Inggris. Lahirnya berbagai gerakan nasionalisme dipicu oleh tumbuhnya sekolah-sekolah bagi orang India pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1857 berdiri The Indian Mutiry yang beranggotakan wartawan, pengacara dan guru. Ketidakpuasan kepada pemerintahan kolonial Inggris melahirkan pula gerakan politik pada tahun 1885 dengan nama Indian National Congress (INC) di bawah pimpinan C.W. Bannerjee.
Pada tahun 1906, kaum muslim India membentuk Moslem League di bawah pimpinan Muhammad Ali Jinnah dan Liquat Ali Khan. Janji Inggris untuk memberikan kemerdekaan kepada India jika membantunya dalam Perang Dunia 1 (PD-I) tidak ditepati. Hal ini menimbulkan kerusuhan, maka Inggris mengeluarkan Rowlaat Act pada tahun 1919, yang isinya berupa hukuman berat bagi para perusuh.
Peraturan Rowlaat Act menimbulkan banyak kerusuhan. Di antara sekian banyak peristiwa, kerusuhan pada tanggal 13 April 1919 merupakan yang paling berdarah, karena lebih dari 300 orang tewas dan 1.000 orang terluka. Peristiwa ini merupakan akibat dari perintah Jenderal Dyer. Untuk mengatasi hal ini, atas usul Montagu-Chelmsford dikeluarkan India Act pada tahun 1919, yaitu membentuk pemerintahan Inggris-India.
Namun kerusuhan ini tetap tidak berhenti. Dalam keadaan kacau, muncul Pandit Jawaharlal Nehru. Beliau merupakan tokoh yang menuntut kemerdekaan penuh India (Purhaswaraj). Perjuangannya berhasil mengubah status India menjadi negara federal. Selain beliau, muncul pula tokoh nasionalis India yaitu Mohands Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi (Gandhi yang berjiwa besar). Ia dilahirkan pada tanggal 2 Oktober 1869 di Porbandar. Sekembalinya dari sekolah hukum di London, ia bekerja di Mahkamah Tinggi Bombay. Pada tahun 1893, ia pergi ke Afrika untuk membela hak orang India di sana.
Pada tahun 1914 Gandhi kembali ke India dan menanamkan paham perjuangan yang meliputi:
• Ahimsa, yaitu paham yang melarang penggunaan kekerasan.
• Satyagraha, yaitu kesetiaan kepada kebenaran dan menghindari perbuatan yang salah.
• Swadeshi, yaitu gerakan hidup mandiri.
• Hartal, artinya pemogokan.
Mahatma Gandhi terpilih menjadi ketua Nasional Kongres pada tahun 1924. Setelah Inggris gagal menekan India, akhirnya diadakanlah Konferensi Meja Bundar (Round Table Conference) yang menghasilkan Government Act of India, yaitu pengakuan Inggris atas kemerdekaan India.
Pergerakan nasionalisme India dimulai dengan adanya pemberontakan Sepoy. Gerakan ini bertujuan menentang kebijakan pemerintah kolonial Inggris. Lahirnya berbagai gerakan nasionalisme dipicu oleh tumbuhnya sekolah-sekolah bagi orang India pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1857 berdiri The Indian Mutiry yang beranggotakan wartawan, pengacara dan guru. Ketidakpuasan kepada pemerintahan kolonial Inggris melahirkan pula gerakan politik pada tahun 1885 dengan nama Indian National Congress (INC) di bawah pimpinan C.W. Bannerjee.
Pada tahun 1906, kaum muslim India membentuk Moslem League di bawah pimpinan Muhammad Ali Jinnah dan Liquat Ali Khan. Janji Inggris untuk memberikan kemerdekaan kepada India jika membantunya dalam Perang Dunia 1 (PD-I) tidak ditepati. Hal ini menimbulkan kerusuhan, maka Inggris mengeluarkan Rowlaat Act pada tahun 1919, yang isinya berupa hukuman berat bagi para perusuh.
Peraturan Rowlaat Act menimbulkan banyak kerusuhan. Di antara sekian banyak peristiwa, kerusuhan pada tanggal 13 April 1919 merupakan yang paling berdarah, karena lebih dari 300 orang tewas dan 1.000 orang terluka. Peristiwa ini merupakan akibat dari perintah Jenderal Dyer. Untuk mengatasi hal ini, atas usul Montagu-Chelmsford dikeluarkan India Act pada tahun 1919, yaitu membentuk pemerintahan Inggris-India.
Namun kerusuhan ini tetap tidak berhenti. Dalam keadaan kacau, muncul Pandit Jawaharlal Nehru. Beliau merupakan tokoh yang menuntut kemerdekaan penuh India (Purhaswaraj). Perjuangannya berhasil mengubah status India menjadi negara federal. Selain beliau, muncul pula tokoh nasionalis India yaitu Mohands Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi (Gandhi yang berjiwa besar). Ia dilahirkan pada tanggal 2 Oktober 1869 di Porbandar. Sekembalinya dari sekolah hukum di London, ia bekerja di Mahkamah Tinggi Bombay. Pada tahun 1893, ia pergi ke Afrika untuk membela hak orang India di sana.
Pada tahun 1914 Gandhi kembali ke India dan menanamkan paham perjuangan yang meliputi:
• Ahimsa, yaitu paham yang melarang penggunaan kekerasan.
• Satyagraha, yaitu kesetiaan kepada kebenaran dan menghindari perbuatan yang salah.
• Swadeshi, yaitu gerakan hidup mandiri.
• Hartal, artinya pemogokan.
Mahatma Gandhi terpilih menjadi ketua Nasional Kongres pada tahun 1924. Setelah Inggris gagal menekan India, akhirnya diadakanlah Konferensi Meja Bundar (Round Table Conference) yang menghasilkan Government Act of India, yaitu pengakuan Inggris atas kemerdekaan India.
3. Nasionalisme Cina
Gerakan nasionalisme didasari oleh adanya kegiatan imperialisme negara Barat. Salah satunya adalah kegiatan perdagangan candu Inggris yang menyengsarakan rakyat. Pada tahun 1842, terjadilah Perang Candu. Dalam perang ini Cina kalah dan dipaksa menandatangani Perjanjian Nanking (1842) yang isinya sebagai berikut:
• Cina harus menyerahkan Hongkong ke Inggris.
• Cina diwajibkan membayar kerugian perang Inggris.
• Kanton dan beberapa pelabuhan Cina lainnya harus dibuka untuk perdagangan Inggris.
Adanya perjanjian ini sangat melemahkan pemerintahan kerajaan Manchu. Rakyat Cina diliputi kemiskinan, sementara orang-orang Eropa hidup dalam kemewahan. Keadaan tersebut menimbulkan kebencian rakyat terhadap Inggris maupun pemerintahan Manchu. Akibatnya, timbullah beberapa pemberontakan. Salah satunya adalah pemberontakan T’ai P’ing (Perdamaian Abadi) pada tahun 1848 di bawah pimpinan Huang Hsiu Chuan. Pemberontakan itu berhasil dipadamkan pada tahun 1865. Dalam suasana kacau, muncullah tokoh bernama Dr. Sun Yat Sen, seorang dokter yang berjiwa nasionalisme Cina untuk mendirikan Republik Cina.
Dr. Sun Yat Sen mendirikan organisasi Chung Hui pada tahun 1894. Setelah dianggap kuat, organisasi ini mengadakan pemberontakan namun mengalami kegagalan. Pemberontakan lain yang terjadi yaitu pemberontakan Boxer. Pada tahun 1905, usaha kedua dijalankan Dr. Sun dengan mendirikan Tung Meng Hui (Liga Revolusioner). Pemerintahan Manchu berhasil diruntuhkan pada tanggal 10 Oktober 1911 di bawah pimpinan Li Yuan Hung. Mereka sekaligus memproklamasikan Republik Cina dengan presiden pertama yaitu Dr. Sun Yat Sen.
Gerakan nasionalisme didasari oleh adanya kegiatan imperialisme negara Barat. Salah satunya adalah kegiatan perdagangan candu Inggris yang menyengsarakan rakyat. Pada tahun 1842, terjadilah Perang Candu. Dalam perang ini Cina kalah dan dipaksa menandatangani Perjanjian Nanking (1842) yang isinya sebagai berikut:
• Cina harus menyerahkan Hongkong ke Inggris.
• Cina diwajibkan membayar kerugian perang Inggris.
• Kanton dan beberapa pelabuhan Cina lainnya harus dibuka untuk perdagangan Inggris.
Adanya perjanjian ini sangat melemahkan pemerintahan kerajaan Manchu. Rakyat Cina diliputi kemiskinan, sementara orang-orang Eropa hidup dalam kemewahan. Keadaan tersebut menimbulkan kebencian rakyat terhadap Inggris maupun pemerintahan Manchu. Akibatnya, timbullah beberapa pemberontakan. Salah satunya adalah pemberontakan T’ai P’ing (Perdamaian Abadi) pada tahun 1848 di bawah pimpinan Huang Hsiu Chuan. Pemberontakan itu berhasil dipadamkan pada tahun 1865. Dalam suasana kacau, muncullah tokoh bernama Dr. Sun Yat Sen, seorang dokter yang berjiwa nasionalisme Cina untuk mendirikan Republik Cina.
Dr. Sun Yat Sen mendirikan organisasi Chung Hui pada tahun 1894. Setelah dianggap kuat, organisasi ini mengadakan pemberontakan namun mengalami kegagalan. Pemberontakan lain yang terjadi yaitu pemberontakan Boxer. Pada tahun 1905, usaha kedua dijalankan Dr. Sun dengan mendirikan Tung Meng Hui (Liga Revolusioner). Pemerintahan Manchu berhasil diruntuhkan pada tanggal 10 Oktober 1911 di bawah pimpinan Li Yuan Hung. Mereka sekaligus memproklamasikan Republik Cina dengan presiden pertama yaitu Dr. Sun Yat Sen.
0 komentar:
Posting Komentar