MENGONVERSI TEKS CERITA SEJARAH KE DALAM DRAMA PENDEK


Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu mengonversi kisah sejarah ke dalam bentuk drama



Kamu pernah menonton film yang berdasarkan kisah sejarah kan? Contohnya film Soekarno, HOS Cokroaminoto, Brave Heart, Red Cliff. Semua film itu bersumber dari cerita sejarah. Sebut saja Red Cliff, sebuah film tentang peradaban Cina kuno abad ke-3. Melalui film, sejarah menjadi semakin menyenangkan untuk disimak.
      Pada pembahasan kali ini, kamu akan belajar cara mengonversi teks sejarah menjadi sebuah drama pendek sehingga kisah sejarah tersebut lebih sering bahkan lebih lama kamu ingat dibandingkan jika kamu hanya membaca teks sejarahnya.
      Sesuai dengan namanya, teks cerita sejarah merupakan teks yang menjelaskan peristiwa masa lalu berupa fakta yang selanjutnya diabadikan menjadi sesuatu yang penting dan bernilai sejarah. Selain itu, teks cerita sejarah mengisahkan secara runtut peristiwa-peristiwa yang terjadi berdasarkan kronologis.
Teks cerita sejarah memiliki struktur sebagai berikut.
1. Orientasi
Orientas merupakan bagian pengantar yang berisi rangkaian perstiwa yang menjadi alasan atau penyebab sesuatu dapat menjadi sebuah sejarah.
2. Urutan peristiwa
Bagian ini berisi kisah faktual yang dijelaskan secara detil mengenai rentetan peristiwa yang terjadi hingga peristiwa tersebut layak diketahui publik dan memiliki nilai historis. Pada rekaman tahapan kehidupan, seluruh peristiwa disusun berdasarkan kronologi yang sesuai dengan kejadian sebenarnya.
3. Reorientasi
Bagian ini bisa ada atau tidak dalam teks cerita sejarah. Berisi kesan atau penutup dari penulis.
Setelah mendapatkan cerita sejarah, kamu dapat mengonversi teks tersebut ke dalam sebuah drama atau bentuk lain. Langkah-langkah yang perlu kamu lakukan untuk mengonversinya menjadi drama adalah sebagai berikut.



  1. Pilihlah teks cerita sejarah yang padat tapi menarik
  2. Ubahlah teks cerita sejarah yang biasanya berbentuk deskripsi atau eksposisi menjadi narasi yang dapat disertai dialog para tokoh.
  3. Ubahlah penggunaan bahasa yang dirasa terlalu kaku agar penyampaian dalam drama menjadi lebih ringan.
  4. Ubahlah bentuk narasi biasa menjadi sebuah teks drama disertai berbagai unsur drama.

Perhatikan potongan teks cerita sejarah berikut!

MENUJU PROKLAMASI INDONESIA
A. Orientasi
NKRI adalah harga mati. Itulah yang menjadi motto bangsa Indonesia yang tidak mau dijajah sepanjang hidupnya. Setelah 350 tahun dijajah Belanda dan 3,5 tahun dijajah Jepang, bangsa Indonesia ingin benar-benar segera keluar dari kemelut penjajahan bangsa asing tersebut dan merdeka dengan mengikrarkan dan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, hal itu tidaklah mudah. Banyak sekali tantangan dan risiko yang harus para pemuda serta rakyat Indonesia rasakan hingga akhirnya seluruh rakyat Indonesia dapat mencium kemerdekaan tersebut
B. Urutan Peristiwa
Pada 16 Agustus 1945 dini hari, Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana, bersama Shodanco Singgih dan para pemuda pejuang lainnya membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur) dan Hatta ke Rengasdengklok. Tujuan mereka adalah untuk meyakinkan Soekarno dan Hatta bahwa Jepang telah menyerah dan mereka beserta para pejuang lainnya siap menanggung risiko apapun asalkan Indonesia segera merdeka. Sementara itu, di Jakarta terjadi perundingan yang dilakukan oleh golongan, Wikana, dan Mr. Ahmad Soebardjo dan mereka menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Akhirnya, diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Mr. Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Soebardjolah yang meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan.
      Tanggal 16 Agustus 1945 malam, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta kemudian bertemu Mayjen Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum Pemerintahan Militer Jepang. Nishimura mengatakan bahwa siang tadi Tokyo menginstruksikan agar Jepang menjaga status quo, tidak mengizinkan Indonesia mempersiapkan kemerdekaan sebagaimana yang dijanjikan Terauchi saat di Dalat. Jelas Soekarno dan Hatta sangat menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura dan Jepang yang telah ingkar janji.
      Setelah bertemu Nishimura, Soekarno dan Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda bersama Myoshi untuk rapat penyusunan teks proklamasi. Penyusunan teks dilakukan oleh Soekarno, Hatta, Ahmad Soebardjo dan disaksikan oleh B.M. Diah, Soekarni, Sudiro, dan Sayuti Melik. Konsep teks proklamasi dibuat sendiri oleh Soekarno, dan Soekarni mengusulkan agar teks ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Setelah selesai disusun dan disepakati, teks kemudian disalin dan diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin tik Dr. Hermann Kandeler (dari kantor perwakilan AL Jerman).
      Tanggal 17 Agustus 1945, pagi hari, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir di antaranya Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigno, Tabrani, dan Trimurti. Pukul 10.00, Soekarno membacakan teks proklamasi dan disambung pidato tanpa teks. Kemudian dilaksanakan pengibaran bendera merah putih yang dijahit Fatmawati. Setelah pengibaran bendera, seluruh rakyat yang hadir menyanyikan lagu Indonesia Raya.


Mari konversi ke dalam drama.

MENUJU DETIK-DETIK PROKLAMASI
MALAM. TANGGAL 16 AGUSTUS 1945. SOEKARNO DAN HATTA KEMBALI KE JAKARTA DIJEMPUT OLEH AHMAD SOEBARDJO. MEREKA DIDAMPINGI LAKSAMANA MUDA MAEDA LANGSUNG MENEMUI MAYOR JENDRAL OTOSHI NISHIMURA.
Soekarno : Jendral, mengapa kau memanggil kami kemari?
Nishimura : Aku mendapat instruksi dari Tokyo tadi siang. Aku diperintahkan untuk menjaga status quo dan saat ini kalian tidak boleh mempersiapkan kemerdekaan.
Soekarno : Tapi, bukankah Jendral Terauchi sudah mengizinkan kami saat di Dalat? Mengapa kau bicara seperti itu?
Nishimura : Aku tidak tahu. Ini adalah instruksi mendadak. Jadi aku dan kalian harus menjalankannya.
Soekarno : (Tertawa sinis) Picik sekali kalian! Semudah itu menghentikan kegiatan kami setelah sebelumnya kalian mengizinkannya! Inikah sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido?
Hatta : Demi dikasihani oleh sekutu, kalian berani ingkar janji. Sikap perwira macam apa ini?
Soekarno : Dengar Nishimura! Kami tidak takut dengan ancaman kalian. Kami akan melakukan apa yang kami inginkan sejak dulu. Dan kalian, jangan berani-berani menghalangi kerja tim kami! Kami permisi. (Meninggalkan kediaman Nishimura)
DI RUMAH LAKSAMANA MUDA MAEDA. PUKUL 02.00. DI RUANG MAKAN. SOEKARNO, HATTA, DAN AHMAD SOEBARDJO MENYUSUN TEKS PROKLAMASI DISAKSIKAN B.M. DIAH, SOEKARNO, SUDIRO, DAN SAYUTI MELIK. PENYUSUNAN TEKS BERLANGSUNG SAMPAI PUKUL 04.00.
Soekarno : Jika kalian setuju dengan konsep proklamasi yang saya ajukan tadi, berarti kita tinggal membacakannya besok.
Semua : Kami setuju (koor)
Sukarni : Menurutku, teks ini harus ditandatangi oleh Bung Karno dan Bung Hatta sebagai wakil dari rakyat Indonesia.
Soekarno : Baiklah.
Sayuti Melik : Biar teks ini saya yang mengetik.
SEMUA MENGIYAKAN
PUKUL 10 PAGI. DI KEDIAMAN SOEKARNO, JALAN PEGANGSAAN TIMUR NO. 56. SELURUH RAKYAT BERKUMPUL TELAH HADIR DI ANTARANYA SOEWIRJO, WILOPO, GAFAR PRINGGODIGNO, TABRANI, DAN TRIMURTI.
Soekarno : PROKLAMASI. KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN D.L.L DISELENGGARAKAN DENGAN SEKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA. JAKARTA, HARI 17 BULAN 8 TAHUN 05. ATAS NAMA BANGSA INDONESIA. SOEKARNO-HATTA.


Poin Penting

Langkah-langkah untuk megonversi teks sejarah menjadi drama adalah sebagai berikut.
a. Pilihlah teks sejarah yang padat tapi menarik
b. Ubahlah teks sejarah yang biasanya berbentuk deskripsi atau eksposisi menjadi narasi yang dapat disertai dialog para tokoh.
c. Ubahlah penggunaan bahasa yang dirasa terlalu kaku agar penyampaian dalam drama menjadi lebih ringan.
d. Ubahlah bentuk narasi biasa menjadi sebuah teks drama disertai berbagai unsur drama.

0 komentar:

Posting Komentar